Selasa, 11 September 2012

BERTETANGGA MENURUT ISLAM


سنن أبي داوود ٤٤٨٧: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُتَوَكِّلِ الْعَسْقَلَانِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Sunan Abu Daud 4487: Telah menceritakan kepada kami
Muhammad Ibnul Mutawakkil Al Asqalani berkata, telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq berkata, telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri dari Abu Salamah dari Abu Hurairah ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari kiamat, hendaklah ia muliakan tamunya. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka janganlah ia menyakiti tetangganya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari kiamat, hendaklah ia berbicara yang baik-baik, jika tidak bisa hendaklah ia diam."
سنن أبي داوود ٤٤٨٨: حَدَّثَنَا مُسَدَّدُ بْنُ مُسَرْهَدٍ وَسَعِيدُ بْنُ مَنْصُورٍ أَنَّ الْحَارِثَ بْنَ عُبَيْدٍ حَدَّثَهُمْ عَنْ أَبِي عِمْرَانَ الْجَوْنِيِّ عَنْ طَلْحَةَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ لِي جَارَيْنِ بِأَيِّهِمَا أَبْدَأُ قَالَ بِأَدْنَاهُمَا بَابًا
قَالَ أَبُو دَاوُد قَالَ شُعْبَةُ فِي هَذَا الْحَدِيثِ طَلْحَةُ رَجُلٌ مِنْ قُرَيْشٍ
Sunan Abu Daud 4488: Telah menceritakan kepada kami Musaddad bin Musarhad dan Sa'id bin Manshur bahwa Al Harits bin Ubaid menceritakan kepada mereka dari Abu Imran Al Jauni dari Thalhah dari 'Aisyah radliallahu 'anha ia berkata, "Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, aku mempunyai dua tetangga, siapa dari mereka yang harus aku dahulukan (untuk berbuat baik)?" beliau menjawab: "Tetangga yang pintu rumahnya paling dekat denganmu." Abu Dawud berkata, "Syu'bah berkata dalam hadits ini, ada perawi bernama Thalhah, dia adalah seorang laki-laki yang berasal dari Quraisy."
مسند أحمد ١٧١٣١: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ عَمْرٍو قَالَ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ يَعْنِي ابْنَ مُحَمَّدٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْجَعِيِّ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَعْظَمُ الْغُلُولِ عِنْدَ اللَّهِ ذِرَاعٌ مِنْ الْأَرْضِ تَجِدُونَ الرَّجُلَيْنِ جَارَيْنِ فِي الْأَرْضِ أَوْ فِي الدَّارِ فَيَقْتَطِعُ أَحَدُهُمَا مِنْ حَظِّ صَاحِبِهِ ذِرَاعًا فَإِذَا اقْتَطَعَهُ طُوِّقَهُ مِنْ سَبْعِ أَرَضِينَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Musnad Ahmad 17131: Telah menceritakan kepada kami Abdul Malik bin Amru ia berkata, Telah menceritakan kepada kami Zuhair -yakni Ibnu Muhammad- dari Abdullah bin Muhammad dari Atha bin Yasar dari Abu Malik Al Asyja'i dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Pengkhianatan paling besar di sisi Allah adalah terkait sehasta tanah. Kalian dapati dua orang yang laki-laki saling bertetangga, baik bertetangga dalam lahan atau tetangga rumah, lalu salah seorang dari keduanya mengambil satu hasta tanah milik saudaranya. Maka jika tetap mengambilnya, ia akan dihimpit dengan tujuh lapis bumi hingga hari kiamat."
مسند أحمد ٦٢٢٦: قَالَ وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَظْهَرَ الْفُحْشُ وَالتَّفَاحُشُ وَقَطِيعَةُ الرَّحِمِ وَسُوءُ الْمُجَاوَرَةِ وَحَتَّى يُؤْتَمَنَ الْخَائِنُ وَيُخَوَّنَ الْأَمِينُ
Musnad Ahmad 6226: (Masih dari jalan/perawi yang sama dengan hadits sebelumnya -dari Abdullah bin 'Amr -), Rasulullah SHALLALLAHU 'ALAIHI WASALLAM bersabda: "Tidak akan terjadi hari kiamat hingga nampak kekejian dan perbuatan keji, putusnya shillaturrahim, buruknya hubungan bertetangga, dan hingga seorang pengkhianat dipercaya sementara orang yang jujur dituduh berkhianat."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar