Rabu, 09 Mei 2012

KERAJAAN MATARAM ISLAM

Pada saat Senopati berkuasa bnyak mendapat rintangan dari Bupati dipesisir utara jawa antara lain Demak, Pajang, Kudus, Gresik-Surabaya yang kekutannya dihimpun dari Kediri, Madiun dan Ponorogo yang berpusat di Pajang. Senopati menyerang para pemberontak sampai wafat dan wilayahnya hanya tinggal Galuh (Jawa Barat) dan Pasuruan di Jatim. Sepeninggal Senopati diganti putranya Mas Jolang, yang juga diwarnai pemberontakan diberbagai daerah dan dia wafat tahun 1613.
Kemudian diganti putranyaMas Rangsang yang bergelar Sultan Agung Senopati Ing Aloga NgabdurrachmanKalipatullah.
Rintangan yang dihadapinya antara lain :
1. Bupati yang tindak tunduk pada Mataram antara lain : Pati, Lasem, Tuban,
Surabaya, Madura, Madiun, Bojonegoro dan Blora.
2. Kerajaan Cirebon dan Banten.
3. Kompeni Belanda di Batavia.
Semua pemberontak dapat ditaklukkan dan terakhir Surabaya tahun 1625, sehingga
kekuasaannya hampir seluruh P.Jawa kecuali Banten, Cirebon, Batavia dan
Blambangan.Dua kali menyerang Batavia dari Belanda yaitu tahun 1628 dan 1629 tetapi
mengalami kegagalan. Kerajaan Mataram mengalami kejayaan pada waktu pemerintahan
Sultan Agung Hanyakra Kusuma tahun 1613-1645.
Prestasi yang dicapai Sultan Agung antara lain :
1. Memperluas daerah kekuasaannya meliputi Madura, Palembang, Banjarmasin.
2. Mengatur dan mengawasi wilayah kekuasaan langsung dari kota Gede (pusatnya).
3. Melakukan kegiatan ekonomi agraris dan maritim.
4. Melakukan mobilisasi militer secara besar-besaran terhadap persenjataannya.
5. Mengubah perhitungan tahun Jawa Hindu (Saka) dengan tahun Islam
(Hijrah) yang berdasarkan peredaran bualn sejak tahun 1633.
6. menyusun karya sastra yang cukup terkenal yaitu Sastra Gending.
7. menyusun kitab UU yang merupakan perpaduan hukum Islam dengan adat istiadat
Jawa yang disebut Surya Alam.
Penerus Sulta Agung tak ada yang cakap, sehingga mengalami kemunduran, apabila
setelah pendudukan Belanda – VOC ikut campur dalam kerajaan. Setelah Perjanjian Giyanti
1755 Mataram dipecah menjadi dua yaitu : Kerajaan Surakarta dan Yogyakarta, dan
melalui perjanjian Salatiga 1757 Surakarta terpecah lagi dengan munculnya kekuasaan
Mangkunegara, sedangkan Yogyakarta juga terpecah lewat perjanjian dengan Inggris
tahun 1813 dengan munculnya kekuasaan Paku Alam.

Kehidupan Ekonomi
Kerajaan Mataram merupakan kerajaan yang bercorak agraris. Pada masa
pemerintahan Sultan Agung. Kehidupan perekonomian masyarakat berkembang dengan
pesat.

Kehidupan Sosial
Pada masa Siltan Agung dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkan daerah-daerah
persawahan dan memindahkan banyak petani ke daerah Kerawang. Atas dasar kehidupan
agraris itulah disusun suatu masyarakat yang bersifat feodal. Para pejabat memperoleh
imbalan berupa tanah garapan atau pajak tanah. Sistem kehidupan ini menjadi dasar
munculnya tuan – tuan tanah di Jawa.

Kehidupan Budaya
Aspek kehidupan berkembang dengan pesat baik seni tari, seni pahat, seni suara
dan seni sastra. Bentuk kebudayaan yang muncul adala kebudayaan Kejawen yang
merupakan perpaduan antara kebudayaan Hindu, Budha dan Islam. Upacara Gerebeg
misalnya, bersumber pada pemujaan roh nenek moyang yang berupa kenduri Gunungan
yang merupakan tradisi sejak jaman majapahit dan waktu perayaannya pada hari besar
Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar